5.1.14

Thariqah Junaidi Al Bagdadi & Perkembangan di Indonesia

Perkembangan Tarekat Junaidi Al Baghdadi  Ke Indonesia dibawa oleh Hadhratus Syeikh KH. KASPUL ANWAR FIRDAUS Dari Makkah Al Mukaromah ke Kalimantan Selatan (Banjarmasin) Beliau Mengambil Tarekat Al junaidi Al bagdadi Ini Melalui Seorang Mursyid Agung SA'ID UMAR BAJUNAIDI yang Pada Waktu Itu Berdomisili di Kota Makkah. Kemudian Setibanya Di Banjarmasin ( Kalimantan Selatan ) Beliau mengasuh Beberapa Murid, Diantaranya Adalah Syaikh Muhammad Qurtubi bin Khalid KALIMATAN , Melalui Hadhratus syaikh Muhammad qurtubi inilah akhirnya amaliyah Tarekat ini disebarkan dan di kenal Luas Hingga Sekarang Di Ketahui Penyebaranya dari Kalimantan Selatan sampai di Kalimantan Tengah


Adapun Amaliyah Tarekat Junaidi Al Baghdadi adalah sederhana dan tidak menyimpang daripada Al Qur'an dan Al hadist, (sebagai Ahli Sunnah wal jamaah mengamalkan amaliyah tarekat, hakekat dan ma'rifat berbingkaikan syariat)
Adapun wirid yang masih mengikuti ajaran dari Syeikh Qurtubi adalah :
1. Wirid Lailahailallah (Nafi Isbad)"tiada Tuhan Selain Allah" (Peniadaan ketidakadaan) tidak boleh putus kemudian  adalah wirid Ilallah (Isbad) (menghadirkan keberadaan Al-Haq Allah.SWT) dan wirid Allah (Ismudzad) (kekal dengan Allah) selanjutnya zikir khafi, zikir akhfa
(wirid Ilallah tidaklah boleh dilakukan tanpa wirid Lailahailallah)
2. Warid setiap malam Senin dan kamis (mengamalkan dzikir bersama dan sholat hajat bersama
3. Melaksanakan Tawajuh Mutlaq setiap selesai sholat 5 waktu, (diyakini mereka yang mengamalkannya dapat mudah menerima ajaran hakekat )
4. mengamalkan Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari ( disinilah Akhlaqul Karimah terbentuk bagi mereka yang benar benar memahami Asmaul husna, memahami betul-betul betapa Allah taala Maha Mengasihi Maha Menyayangi dan betapa manusia harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang TIDAK PERNAH PUTUS Dia (Allah.SWT) berikan untuk semesta Alam) dan betapa tidak ada yang dapat disombongkan di dunia ini karena semuanya adalah milik Allah SWT, dan betapa tidak ada yang dapat terjadi tanpa daya dan upaya Allah.SWT.
Dalam perjalanannya Alm. Syeikh Qurtubi-lah yang paling dikenal dalam menyebarkan Syiar Islam bagi yang mengamalkan Tarekat Junaidi Al Baghdadi di Kalimantan Tengah  dan Kalimantan Selatan. menurut cerita,  beliau dikenal tidak pernah lelah dan tidak kenal waktu untuk menyampaikan syiar Islam, beliau juga tidak mengeluh dan sabar dalam menghadapi segala masalah.
Sampai di tahun 2013 belum ada pengganti Khalifah Syekh Qurthubi dan untuk saat ini perjuangannya dilanjutkan oleh Khalif dan para Badal Badal Khalifah yang tersebar diseluruh Indonesia.
Menurut mereka para ahli tarekat Junaidi Al Baghdadi tidaklah boleh merasa dan menampakkan kesedihan atau mengeluh dalam menghadapi segala masalah yang dihadapi, mereka harus bisa benar benar berserah diri kepada Allah SWT.  karena cukuplah Allah sebagai penolong bagi mereka dalam hidup di dunia dan untuk kehidupan di Akherat .
Berikut Silsilah Tarekat Junaidi Al Baghdadi:
Dari Allah SWT, disampaikan  Malaikat Jibril kepada :
1. RASULULLAH MUHAMMAD. SAW
2. ABU DZAR AL GIPARI                                                  2. ALI BIN ABI THOLIB
3. MALIK BIN UMAYRAH                                                3. HASAN BASRI
4. HASAN BIN HASAN BIN HASAN BIN ALI                4. HABIBUL AZAMI
5. ABI SULAIMAN BIN DAUD ASSYIRATTHA' I
6. ABI MAHFUD MA'RUF BIN FAIRUZ AL KARKHI
7. IMAM SIRRI AS SAQTHI
8. IMAM JUNAIDI AL BAGHDADI
9. IMAM ASSYIBLI
10. IMAM ANNAS RABAZI
11. IMAM ALKUSSYAYRI                        ------  Bai'at SIR
12. IMAM MUHAMMAD AZZAHIDI      ------  Bai'at SIR
13. ALWI  RIDHA
14. IMAM BAJUNAIDI
15. IMAM ABDURAHIM AL ALWI
16. IMAM ABDURRAHMAN AL ALWI
17. IMAM AL ALWI
18. IMAM  ABDULLAH AL ALWI
19. SAYID UMAR BAJUNAIDI
20. KH.KASPUL ANWAR FIRDAUS
21. Al Khalifatul Thoriqoh Junaedi Al Baghdadi H M . QURTUBI BIN KHALID Kalimantan




وَعَنْ عَلِىٍّ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ أَيُّ الطَّرِيْقَةِ أَقْرَبُ إِلَى اللهِ وَأَسْهَلُهَا عَلَى عِبَادِ اللهِ وَأَفْضَلُهَا عِنْدَاللهِ تَعَالَى؟ فَقَالَ: يَاعَلِىُّ عَلَيْكَ بِدَوَامِ ذِكْرِاللهِ فَقَالَ عَلِىُّ كُلُّ النَّاسِ يَذْكُرُونَ اللهَ فَقَالَ ص م: يَاعَلِىُّ لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَيَبْقَى عَلَى وَجْهِ اْلأَرْضِ مَنْ يَقُولُ, اللهُ اللهُ. فَقَالَ لَهُ عَلِىُّ كَيْفَ أَذْكُرُ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ ص م: غَمِّضْ عَيْنَيْكَ وَاَلْصِقْ شَفَتَيْكَ وَاَعْلَى لِسَانَكَ وَقُلْ اللهُ اللهُ .

Artinya: “Dan dari Sayyidina Ali Karramahullahu wajhahu, beliau berkata: Aku katakana, Ya Rasulallah, manakah jalan/tarekat yang sedekat-dekatnya kepada Allah dan semudah-mudahnya atas hamba Allah dan semulia-mulianya di sisi Allah? Maka sabda Rasulullah, ya Ali, penting atas kamu berkekalan/senantiasa berzikir kepada Allah. Maka berkatalah Ali, tiap orang berzikir kepada Allah. Maka Rasulullah bersabda: Ya Ali, tidak akan terjadi kiamat sehingga tiada tinggal lagi atas permukaan bumi ini, orang-orang yang mengucapkan Allah, Allah, maka sahut Ali kepada Rasulullah, bagaimana caranya aku berzikir ya Rasulullah? Maka Rasulullah bersabda: coba pejamkan kedua matamu dan rapatkan/katubkanlah kedua bibirmu dan naikkanlah lidahmu ke atas dan berkatalah engkau, Allah-Allah.( Thabrani dan Baihaqi)

Lidah Ali telah tertungkat ke atas, tentulah lisannya tidak dapat menyebut Allah, Allah. Maka pada saat itu juga Ali ibn Abi Thalib mengalami fana fillah. Setelah Ali sadar, maka Nabi bertanya kepada Ali mengenai perjumpaannya dengan Allah, maka Ali berkata :

رَأَيْتُ رَبِّى بِعَيْنِ قَلْبِى, فَقُلْتُ لاَشَكَّ أَنْتَ أَنْتَ اللهُ

“Kulihat Tuhanku dengan mata hatiku dan akupun berkata: tidak aku ragu, engkau, engkaulah Allah”.

Setelah Ali menceritakan perjumpaannya dengan Allah, maka kemudian Nabi membawa Ali di hadapan para umat dan berkata :

اَنَا مَدِيْنَةُ الْعِلْمِ وَعَلِى بَابُهَا

“Aku adalah gudangnya ilmu dan Ali adalah pintunya”.

Dari beberapa Hadis di atas mengindikasikan bahwa Ali ibn Abi Thalib adalah sahabat Nabi dan sekaligus sahabat yang diberi izin untuk mengajarkan Ilmu Tarekat ini dengan gelar “Karamullah Wajhahu” (karam/fana memandang wajah Allah) yaitu suatu gelar yang hanya diberikan kepada Ali ibn Abi Thalib karena ia telah karam/fana dalam memandang wajah Allah. Kemudian Ilmu Tarekat ini Ali ajarkan pula kepada Hasan Basri dan dari Hasan Basri diajarkan kepada Habib Al-Ajmi ,dari Al-Habib diajarkan kepada Daud Al-Thaiy, dari Daud diajarkan pula kepada Makhruf Al-Kurahi, dari Makhruf diajarkan pula kepada Junaid Al-Bahdadi. Kemudian timbulah menjadi ilmu pendidikan yang dinamakan dengan ilmu Tarekat atau Tasawuf.


Sumber Refrensi : http://bagongjalanjalan.blogspot.com/2013/04/tarekat-junaidi-al-baghdadi.html
 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...